Kamis, 05 Maret 2015

KEPEMIMPINAN


“ Pada dasarnya seorang yang menjabat sebagai pemimpin tidak otomatis menjadi pemimpin, karena menjadi pemimpin, karena menjadi pimpinan sumber kewenangannya berbeda dengan sumber kewenangan pemimpin “

Seorang yang menjadi pimpinan apapun sebutanya, apakah kepala, komandan, gubernur, ketua dan lain sebagainya. kewenangannya bersumber dari keputuan orang lain atau dari organisasi yang berkewenangan memberikan kewenangan, hal ini termasuk ketua organisasi sosial politik dan organisasi sosial lainya. Sebaliknya seorang pemimpin kewenangannya bersumber dari pengakuan dari anggota atau pengikutnya. Oleh karena itu seorang yang menjabat sebagai pimpinan masih memerlukan pengakuan dan dapat di terima oleh anak buahnya apabilah seorang pimpinan tidak menyadari hal ini, maka iya akan merasa puas dengan kewenangan yang  dimilikinya secara formal dan tidak berupaya untuk mempunyai kemampuan dan kepribadian sebagai pemimpin. dengan lain perkataan ia hanya puas dengan memiliki formal power dan tidak berupaya untuk mempunyai personal power.

Pada dasarnya seorang yang menjabat sebagai pimpinan tidak otomatis menjadi pemimpin, karena menjadi pimpinan sumber kewenangannya berbeda dengan sumber kewenangan pemimpin. Hal ini akan dibahas dalam bab ini mulai dari membahas arti kepemimpinan dan pemimpin, membahas potensi menjadi pemimpin, sampai membahas  teori kepemimpinan oleh karena itu pembahasan dalam bab ini mencakup hal – hal berikut ini :
A.      Pengertian kepemimpinan
B.       Teori kepemimpinan

A.      PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, karena sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai  tujuanbersama, mereka membutuhkan seorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan – kelebihan dari pada yang lain, lepas dalam bentuk apa kelompok apa kelompok manusia tersebut di bentuk. Hal ini tidak dapat di ungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan – keterbatasan dan kelebihan – kelebihan tertentu. Dalam suatu kelompok apakah kelompok itu bersifat permanen ataupun suatu kelompok yang terpaksa di bentuk karena manusia sedang menghadapi suatu kesulitan atau ancaman, maka disitu dibutuhkan pemimpin. Orang –orang yang berkelompok tersebut mulai membutuhkan seseorang yang mempunyai kelebihan dengan harapan orang tersebut dapat menuntun anggota kelompok untuk memecahkan masalahnya, maka dalam kelompok itu timbullah kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimipinan dapat di artikan sebagai kemampuan seseorang utnutk mempengaruhi perilaku orang lain, sedangkan pemimpin adalah orang yang diakui dan di terima oleh orang lain atau oleh kelompok sebagai pribadi yang mempunyai kemampuan tersebut. Secara singakat dapat dikatakan kepemimipnan menunjukan kemampuan atau kepribadian seseorang, sedangkan pemimpin menujukan figur seseorang yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain atau anggotanya.

Warren bennis (1989 : xviii) menyatakan bahwa sampai tingkat tertentu, kepemimpinan bagaikan kecantikan sulit didefinisikan tetapi itu dapat anda ketahui bila anda melihatnya. Pendapat warren bennis di atas dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa jika seseorang yang mengaku dirinya sebagai seorang pemimipin dikarenakan ia mempunyai wewenang yang sah, padahal kepribadiannya sebagai pemimpin tidak diakui dan diterima oleh orang lain, maka sama halnya dengan seseorangyang mengaku  dirinya cantik, walaupun orang lain menganggap ia tidak cantik kesimpulanya bahwa seseorang sulit mengaku dirinya memiliki kepemimpinan, atau mengaku sebagai pemimpin karena kepemimpinan yang ia miliki hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain, orang lain yang menerima ia dan mengakuinya sebagai seorang pemimipin. Sebaliknya seseorang sangat mudah mengaku dirinya sebagai pimpinan, oleh karena ada dasar  hukum yang dapat ditunjukkan kepada orang lain dan dapat menampilkan kewenangan yang ia miliki.

1.    DEFINISI KEPEMIMPINAN

Masing – masing pakar dan peneliti memberikan arti atau definisi tentang kepemimpinan itu bermacam – macam, walaupun masing – masing tidak berbeda secara prinsip. Demikian pula mengenai ciri – ciri dan syarat – syarat untuk menjadi pemimpin, masing – masing pakar juga mengemukakan ciri – ciri dan syarat – syarat pemimipin yang berbeda – beda. Salah satu diantaranya adalah ord way tead ( LAN 1985 : 22 ) memberi arti kepemimipinan sebagai “ kemampuan untuk mempengaruhi orang – orang untuk bekerja sama kearah berbagai tujuan yang sama – sama mereka inginkan “ .

Agak mirip dengan perumusan ord way tead diatas, georg R terry, ( terjemahan Winardi 1977 : 343) memberikan perumusan bahwa kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela dalam usaha mengerjakan tugas – tugasyang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Sedangkan Robert tannenbaum dan fred massarik ( LAN , 1985 : 22) mengatakan bahwa kepemimpinan selalu bersangkutan dengan usaha – usaha pada pihak seorang yang mempengaruhi ( influencer) untuk mempengaruhi seorang pengikut yang dipengaruhi ( influencee ) atau pengikut – pengikut dalam suatu situasi para pakar dalam memberikan pengertian kepemimpinan semuanya menitik beratkan pada prihal kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain atau orang – orang lain. Lebih tegas lagi pernyataan PFIFFINER dan SHERWOOD (LAN 1985 :23 )  bahwa “ seorang yang tidak mempunyai pengaruh mungkin menjadi seorang kepala suatu organisasi ia menjadi seorang pemimpin apabilah ia dapat mempunyai pengaruh “.

Berbicara tentang kepemimpinan dan pemimpin lebih banyak menyoroti tentang kemampauan dan kepribadian seseorang dari pada menyoroti wewenang dan kedudukan seseorang. Oleh karena membicvarakan tentang kepemimpinan tidak selalu terkain dengan kedudukan. Bisa terjadi seorang yang tidak menduduki jabatan apapapun, tetapai mempunyai kemampuan m empengaruhi prilaku suatu kelompok. Sebaliknya tidak jarang tejadi seorang yang menduduki jabatan pimpinan tetapi tidak mampu mempengaruhi perilaku anak buahnya, ia hanya mengandalkan kewenanganya dalam menggerakan anak buahnya. Pada hakikatnya bicara tentang kepemimpinan lebih cenderung untuk mengatakan ciri kepribadian seseorang, hal ini sesuai dengan kenyataan millet ( LAN 1985 : 23) yang mengatakan bahwa “ kualifikasi kepribadian dalam kepemimpinan merupakan faktor yang sangat vital”.

Kepribadian dan kemampuan ini justru yang membedakan antara pemimpin dengan orang atau orang – orang yang dipimpin. Sekelompok manusia yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu atau menghadapi suatu masalah, akan membutuhkan seorang yang kemampuan dan kepribadianya melebihi yang lain, sehingga ia dapat mempengaruhi anggota kelompok itu bagaimana mereka dapat mencapai tujuan atau dapat memecahkan masalahnya. Demikian halnya apabilah dalam suatu kelompok terjadi suatu konflik, mereka tidak akan menyelesainkan konflik itu selama diantara mereka tidak ada seorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan – kelebihan baik dalam hal kemapuan ataupun kepribadian.

Jadi kepemimpinan diperlukan dalam segala penataa kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. Dari uraian – uraian yang dapat di sebutkan diatas dapat dirumuskan secara sederhana bahwa kepemimpinan adalah “ kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku atau orang – orang lain, sehingga orang atau orang lain tersebut mau mengikuti kehendaknya dengan sadar, rela dan sepenuh hati “.

Tentang efektivitas kepemimpinan warren dennis ( 1989), menyatakan bahwa menjadi pemimpin efektif didasarkan atas asumsi bahwa para pemimpin adalah orang – orang yang mampu mengekspresikan diri sepenuhnya maksudnya dengan mengekspresikan diri itu mereka mengetahui siapa mereka itu, apa kekuatan dan kelemahan mereka, dan bagaimana cara memanfaatkan sepenuhnya kekuatan mereka dan bagaimana cara memanfaatkan sepenuhnya kekuatan mereka dan mengimbangi kekuatan mereka jadi kunci untuk ekspresi diri ialah pengertian tentang diri sendiri dan dunia, dan kunci untuk keberhasilan ialah belajar dari kehidupan dan pengalaman pribadi.

B.     TEORI KEPEMIMPINAN

Berikut ini ada beberapa teori dalam mendukung tentang kepemimpinan dan penulis sementara membatasinya dengan satu teori sifat saja walaupun masih banyak teori dalam mendukung kepemimpinan.
1.      Teori sifat
Kondisi fisik seseorang juga menentukan efektivitas kepemimpinan. Penelitian waktu itu mememang lebih memusatkan perhatianya pada figur pemimpin, seperti yang di kemukaka oleh gibson (1982). Penelitian juga di tujukan untuk mengidentifikasi ciri – ciri tertentu dari seorangpemimpin seperti kecerdasan, kestabilan emosi dan lain –lain yang bersifat baik.

Didasari oleh pendapat bahwa seorang dapat menjadi pemimpin tidak semata – mata karena bawaan dari lahir tetapi ada faktor – faktor lain yang membuat ia di terima pengaruhnya oleh kelompok maka penelitian ditujukan untuk mempelajari sifat – sifat umum yang di punyai oleh seorang pemimpin . miftah thoha (1994) menyatakan bahwa penelitian pada saat itu bepusat pada sifat – sifat seperti fisik, mental dan kepribadian tetapi hasinya tidak memuaskan. Diantara sifat – sifat yang diteliti yang paling banyak ditemukan oleh para peneliti adalah kecerdasan.

Pendapat chris argyris yang di kemukankan oleh gibson (1982) menyatakan bahwa kewaspadaan, ketulusan, percaya diri dan lain – lain berpengaruh terhadap kepemimpinan yang demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif berbeda dengan kekuasaan atau kewenangan yang sah yang sangat tergantung pada tingkat jabatan seseorang dalam organisasi.

Kondisi fisik termasuk pula menjadi perhatian para peneliti, bahkan ada yang mengaitkan postur badan dengan kepemimpinan yang efektif tetapi gibson mengemukakan bahwa mengaitkan tubuh yang besar dengan kepemimpinan menunjukan bahwa kepemimpinan dikaitkan dengan kekuasaan memaksa ditakuti karena organisasi memerlukan pemimpinan yang bertubuh besar supaya ditakuti anak buah. 

Untuk memperkut pendapat ini, sebagai contoh napoleon, mahatmagandhi, dan henry truman, dunia mengakui mereka sebagai pemimpin walaupun postur tubuh mereka kecil. Miftah thoha (1994) mengemukakan hasih penemuan keith davis yang merumuskan empat sifat umum yang mempeunyai pengaruh terhadap kemimpinan yang efektif. Keempat sifat tersebut adalah kecardasan, kedewasaan, motivasi diri dan hubungan antar manusia terhadap penemuan keith davis tersebut penulis  berpendapat bahwa penemuan tersebut lebih relevan dalam hubunganya dengan kepemimpinannya yang efektif, di bandingkan dengan penemuan–penemuan yang lain seperti postur tubuh, ketulusan dan laian – lain sifat seperti telah dikemukakan sebelumnya.

Pertama tentang kecerdasan, pemimpin memang dituntut mempunyai kecerdasan adapun sampai berapa tingginya kecerdasan itu relatif, tergantung pada kebutuhan kelompok atau organisasi yang dipimpinnya dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak buah atau pengikut ia akan lebih cepat dalam mengambil keputusan dan lebih tepat persepsinya terhadap masalah yang di hadapi kalau ia mempuanyai kecerdasdan yang tinggi walaupun tidak menguasai secara teknis ia mampu menilai masalah yang dihadapi dan dapat menggunakan logikanya untuk mencari pemecahan yang logik. Sebaliknya apabila pemimpin tingkat kecerdasanya lebih rendah dari pada tingkat kecerdasan rata – rata anak buah, maka akan berakibat kehilangan wibawa terhadap anak buah.

Kedua tentang kedewasaan pemimpin yang tidak stabil emosinya akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinanya. Pemimpin dituntut mempunyai ketegaran emosi dan dapat tetap tenang dan tidak kehilangan akal apabilah menghadapi situasi yang kritis. Pemimpin harus dapat menjadi pelindung dan menjadi panutan bagi anggota kelompoknya apabilah ia mudah bergejolak emosinya maka akan meresakan anggota kelompok. Sikap tidak dewasa pemimpin dapat tercermin dalam berbagai macam sikap seperti mudah marah, mudah putus asa, mudah tersinggung perasaanya bahkan yang paling tidak di harapkan adalah apabilah pemimpin mudah frustasi dalam mengahadpi tekanan - tekanan.

Ketiga tentang motifasi diri, seorang pemimpin di tuntut mempunyai motivasi diri artinya ia harus lebih bersemangat lebih mempunyai keterikatan pada tugas dan pada organisasi yang ia pimpin pemimpin harus memberi teladan kepada anggota kelompoknya, apabila ia sendiri tidak mempunyai motivasi diri bagaimana ia berhasil menggerakan anggotanya.

Keempat tentang hubungan antar manusia, pemimpin selalu diharapkan dapat memberi kepuasan kepada anggota kelompoknya agar terjadi hubungan baik diantara pemimpin dan anggota kelompoknya demikian pula pemimpin yang memahami kebutuhan dan potnsi anggota kelompoknya akan mampu mengadakan pendekatan yang tepat yang pada giliranya akan di akui kepemimpinannya.

Jadilah seorang pemimpin yang diakui oleh dunia dan dikenang sepanjang zaman karena kebaikannya bukan karena kejahatannya*(aliudin)  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar