Senin, 30 Maret 2015

Jangan Minum Kopi Pada Jam Ini

Selama ini kopi dianggap sebagai salah satu bahan bakar manusia untuk menjaga stamina. 

Mulai dari pagi hari, siang, hingga menjelang tidur, kopi tetap jadi minuman pendamping yang menyenangkan. 

Banyak pakar kopi yang mengatakan, bahwa batas aman minum kopi yang paling aman adalah tiga cangkir dalam satu hari. Hal itu dikarenakan agar penikmat kopi dapat terhindar dari gangguan tidur seperti insomnia.

Tapi tahukah anda waktu dan jam yang tepat untuk meminum secangkir kopi? Steven Miller, seorang ahli saraf dari Uniformed Services University of the Health Sciences mengatakan bahwa jam minum kopi tidak bisa sembarang waktu.

08.00-09.00 Pagi

Setelah bangun pagi, kadar kortisol manusia cenderung tinggi bahkan bisa di atas rata-rata atau angka normal. Kortisol adalah hormon yang sangat terkenal dan biasa keluar saat manusia mengalami stress.

Menyeruput kopi saat kortisol sedang tinggi sekitar pukul 08.00 sampai 09.00 akan menyebabkan kondisi tubuh menjadi kurang efektif. meminum kopi di jam ini bisa menimbulkan rasa candu bagi penikmatnya. 

Asupan kafein yang masuk dalam tubuh terasa kurang mampu mendongkrak stamina. Sehingga tubuh terus meminta kafein yang bisa berisiko gangguan kesehatan jantung karena terlalu banyak kafein.

Selain pukul 08.00-09.00, Steven juga menyarankan tidak meminum kopi pada pukul 13.00 dan 17.30 hingga 18.30. Hal itu dilakukan untuk menjaga kadar kortisol tetap normal.

09.30 dan 11.30 Siang

Sementara itu, waktu yang tepat untuk meminum kopi yakni antara pukul 09.30 dan 11.30 siang. Sebab pada saat itu, kafein bekerja bersamaan dengan hormon kortisol yang membantu mengatur jam kerja tubuh manusia dan meningkatkan kewaspadaan

JAdi minum kopi boleh saja tapi disarankan untuk tidak dilakukan pada jam-jam tersebut. *(aliudin)






Selasa, 24 Maret 2015

MUTASI BRIGADIR REALOKASI

Berikut Ini adalah Daftar Mutasi Brigadir Polda Sumsel dan Jajaran








Pra Wedding


Palembang, Seringkali kita dengar kata foto pre wedding bahkan seakan menjadi pertanyaan standar bagi setiap calon pengantin tentang foto tersebut. Namun sebenarnya ada arti yang lebih luas pada pengertian Foto Pre Wedding dibandingkan arti yang selama ini kita ketahui. Sebelum Anda bersama pasangan salah pengertian tentang arti kata ini, ada baiknya Anda berdua baca artikel di bawah ini.

Kata Foto Pre Wedding berasal dari bahasa Inggris yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia akan berarti foto sebelum pernikahan. Namun seiring waktu, banyak yang akhirnya menganggap bahwa foto ini berarti foto di suatu lokasi, dengan konsep serta pakaian yang memang dipersiapkan untuk kemudian hasil foto tersebut dipajang pada acara resepsi, pada undangan dan pada suvenir pernikahan.

Padahal pengertian dari kata ini sendiri sebenarnya adalah foto yang dilakukan sebelum pernikahan itu sendiri. Bisa meliputi foto pertunangan, foto acara Midodareni (dari adat budaya Jawa, malam sebelum pernikahan berlangsung).

Jadi  Foto Pre Wedding adalah benar – benar foto yang dilakukan sebelum acara pernikahan, bisa berupa foto dokumentasi sebuah acara adat sebelum pernikahan, foto dokumentasi pertunangan maupun foto gaya yang selama ini banyak diketahui oleh orang dengan sebutan Pre Wedding.

Jadi jangan salah sangka dan bingung lagi ya kalau ada yang memasukkan kategori foto pertunangan, foto Midodareni dengan sebutan foto yang sama.

Saya dan istri ( Lismariah, Am.Keb) saat foto Pre Wedding di Studio Humas Jl.Jenderal Sudirman Palembang dengan kameramen serta Editing Briptu Farizal dengan beberapa latar*(aliudin.M)









Selasa, 17 Maret 2015

Majalah Wira Bhakti 2014

Palembang, Mungkin tidak terbayangkan oleh diriku menjadi anggota Polri yang membuat, mengedit dan mendesain majalah, karena pertama kali bercita-cita menjadi seorang anggota Polri yang menangkap dan memeriksa penjahat. Tetapi itulah kenyataannya.

Mendaftar menjadi anggota Polri pada april 2003 dan menjalani pendidikan selama 5 bulan mulai dari tanggal 30 Juli 2003 hingga 28 Desember 2003 di SPN Betung Polda Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan Magang di kewilayahan selama 6 Bulan di Polres Belitung Polwil Kep. Bangka Belitung, lalu Lulus pada Juli 2004 tepatnya pada tanggal 13 Juli 2004 saya dilantik bersama 835 personil lainnya karena 13 orang ditunda pelantikannya, ditundanya karena 12 orang melakukan pelanggaran Pada saat melakukan magang di kewilayah Polres Lahat sedangkan 1 orang lagi melakukan pelanggaran dengan masuk ke tempat yang dilarang karena tidak mempunyai surat tugas.

Saya mendapatkan tugas penempatan pertama di Polres Ogan komering Ilir, Tahun 2005 menjadi anggota Riksa Polsek Tanjung Raja Polres Ogan Ilir. Pada Tahun 2011 penulis ditarik ke Bid Humas Polda Sumsel dan ditempatkan mendampingi Brigadir R. Marbun, SH membuat Majalah Wira Bhakti, dan pada April 2012 Brigpol R.Marbun,SH dimutasi ke Polresta Palembang. Lalu sebagai gantinya penulis yang mengedit dan mendesain Majalah Wira Bhakti dari April 2012 hingga sekarang. Berikut ini Koper MAjalah Wira Bhakti Polda Sumsel tahun 2014*(aliudin.M)







Minggu, 15 Maret 2015

Bhakti Sosial Kapolres OKU Selatan



Dalam rangka menjalin silaturahmi dan membantu masyarakat sekitar, Polres OKU Selatan bekerjasama dengan LSM dan dinas Kesehatan maka dilakukan bakti sosial, 

Kapolres OKU Selatan AKBP Herwansyah Saidi,SIk didampingi Paur Humas Brigpol Jhoni Albert,SH mengatakan bahwa kegiatan Bhakti Sosial dilaksanakan  oleh Polres OKU Selatan bekerjasama dengan LSM Sumber Pendidikan Mental Agama Allah dan Dinas Kesehatan Kab. OKU Selatan di Desa Ulu Danau Kecamatan Sindang Danau Kabupaten OKU Selatan.

Kegiatan bhakti sosial dilaksanakan pada hari minggu tanggal 1 Maret 2015 sekitar pukul 08.00 Wib sampai pukul 16.30 Wib wilayah Sindang Danau.

Bhakti Sosial ini melibatkan 1 dokter Polres, 2 bidan Polres, 1 perawat gigi Polres, 1 Paur Kesehatan Polres, 7 bhayangkari Polres yang berprofesi bidan, 2 Dokter dari LSM Sumber Pendidikan Mental Agama Allah, 1 Dokter Rumah Sakit, 4 Perawat Rumah Sakit dan 5 tenaga Bekam dari LSM Sumber Pendidikan Mental Agama Allah . 

Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu sunatan masal kepada 63 anak, pemeriksaan kesehatan terhadap 750 masyarakat, pemeriksaan mata dan pembagian kaca mata kepada 500 masyarakat, pengobatan bekam kepada 300 masyarakat dan donor darah.

Kegiatan bhakti sosial ini dimaksudkan untuk meningkatkan Kamtibmas melalui keperdulian Polres OKU Selatan Kepada masyarakatnya, mengingat di wilayah Sindang Danau ini pernah ditemukan adanya lahan ganja, dan agar masyarakat  menjadi sungkan bila berbuat salah atau melanggar.

Selain dilakukan kegiatan pengobatan masaal juga dilakukan ceramah dan Tauziah agama dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat. Tempat kegiatan menggunakan gedung SMP Sindang danau.

Untuk kedepannya akan dilakukan juga kegiatan bhakti sosial di tempat yang dianggap rawan kamtibmas guna cipta kondisi agar kamtibmas menjadi kondusif di wilayah hukum Polres OKU Selatan dengan mengedepankan pencegahan*(M.aliudin)








Selasa, 10 Maret 2015

Penutupan Pelatihan Jurnalistik 2015


Palembang, Tak terasa sudah menjalani hari kelima dan merupakan akhir pelaksanaan diklat dilaksanakan di Hotel Grand Zuri Jl. Rajawali 8 Palembang dari tanggal 23-27 Pebruari 2015. tibalah waktu perpisahan bagi 34 peserta diklat jurnalisme warga bagi staf PT. Matahari Kahuripan Group dan Polri khususnya pengemban Fungsi Kehumasan pada Polda Sumsel dan jajaran.

Materi yang padat dan singkat tidak membuat peserta bosan tapi tambah semangat walapun hari ini Jum'at 27 Pebruari 2015 diklat akan ditutup oleh Kadiv Humas Polri yang diwakili Kabid Humas Polda Kombes Drs R.Djarod PH. Madyoputro, MH. Sebelum ditutup ada narasumber yang datang langsung dari Propinsi Yogyakarta yaitu Supadiyanto, S.Sos.I. M.I.Kom tentang membuat berita dan press release 150 kata.

Sebelum memberikan materi terlebih dahulu narasumber meminta dua peserta untuk menceritakan pengalamannya sebelum dan sesudah menjadi personil di fungsi kehumasan.  satu peserta termuda Brigpol Leo Pelani, SH anggota Bid Humas Polda Sumsel disampaikan dengan sedikit grogi mengatakan bahwa selain tugas kedinasan dengan pelatihan ini  untuk menambah ilmu bidang jurnalistik. sedangkan peserta tertua yaitu Kompol H. Jumali, SH menjabat sebagai Kepala Urusan Pullah Infodok Subbid PID Bid Humas Polda Sumsel dengan gaya orang Jawa, mengatakan bahwa yang bisa membuat peserta diklat dan pemapar tertawa karena mengaku paling alergi Laptop dibanding dengan mesin ketik, dan menambahkan bahwa basicnya selama menjadi anggota Polri adalah Reserse sebagai Penyidik, apabila membuat BAP kalau menggunakan mesin ketik bisa dengan 10 jari tangan tapi dengan menggunakan Laptop tidak bisa apalagi setelah dimutasi ke Bidang Humas sekitar tahun 2013 dihadapkan dengan internet pikirannya tambah kosong.

Kompol H. Jumali, SH harus ditiru anggota Polri lainnya dan khusus kepada peserta diklat jurnalisme warga memberikan saran dan masukan walau sudah tua dekat pensiun pada tahun 2015 ini juga tapi tetap semangat dsm kemauan tinggi dalam bekerja.

Diklat jurnalisme warga ditutup dengan ditandai pelepasan tanda peserta, perwakilan peserta dari Bid Humas Polda Sumsel adalah Kompol Soeryadani.S, SH Kepala Urusan Penerangan Satuan Subbid Penmas Bid Humas Polda Sumsel sedangkan perwakilan dari PT. Makin Group adalah Firmansyah Chief Ass CD pada PT. Makin Group.

Sebagai bukti bahwa telah dilaksanakan pendidikan dan latihan kepada masing masing peserta telah diberikan Serifikat Penghargaan dan Tanda Anggota sebagai Anggota Persatuan Pewarta Warga Indonesia. Diharapkan kedepan alumni peserta diklat jurnalisme dapat mengaplikasikan ilmu selama mengikuti diklat sehingga mampu membuat dan mengisi berita di media*(aliudin)




Kamis, 05 Maret 2015

KEPEMIMPINAN


“ Pada dasarnya seorang yang menjabat sebagai pemimpin tidak otomatis menjadi pemimpin, karena menjadi pemimpin, karena menjadi pimpinan sumber kewenangannya berbeda dengan sumber kewenangan pemimpin “

Seorang yang menjadi pimpinan apapun sebutanya, apakah kepala, komandan, gubernur, ketua dan lain sebagainya. kewenangannya bersumber dari keputuan orang lain atau dari organisasi yang berkewenangan memberikan kewenangan, hal ini termasuk ketua organisasi sosial politik dan organisasi sosial lainya. Sebaliknya seorang pemimpin kewenangannya bersumber dari pengakuan dari anggota atau pengikutnya. Oleh karena itu seorang yang menjabat sebagai pimpinan masih memerlukan pengakuan dan dapat di terima oleh anak buahnya apabilah seorang pimpinan tidak menyadari hal ini, maka iya akan merasa puas dengan kewenangan yang  dimilikinya secara formal dan tidak berupaya untuk mempunyai kemampuan dan kepribadian sebagai pemimpin. dengan lain perkataan ia hanya puas dengan memiliki formal power dan tidak berupaya untuk mempunyai personal power.

Pada dasarnya seorang yang menjabat sebagai pimpinan tidak otomatis menjadi pemimpin, karena menjadi pimpinan sumber kewenangannya berbeda dengan sumber kewenangan pemimpin. Hal ini akan dibahas dalam bab ini mulai dari membahas arti kepemimpinan dan pemimpin, membahas potensi menjadi pemimpin, sampai membahas  teori kepemimpinan oleh karena itu pembahasan dalam bab ini mencakup hal – hal berikut ini :
A.      Pengertian kepemimpinan
B.       Teori kepemimpinan

A.      PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia, karena sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai  tujuanbersama, mereka membutuhkan seorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan – kelebihan dari pada yang lain, lepas dalam bentuk apa kelompok apa kelompok manusia tersebut di bentuk. Hal ini tidak dapat di ungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan – keterbatasan dan kelebihan – kelebihan tertentu. Dalam suatu kelompok apakah kelompok itu bersifat permanen ataupun suatu kelompok yang terpaksa di bentuk karena manusia sedang menghadapi suatu kesulitan atau ancaman, maka disitu dibutuhkan pemimpin. Orang –orang yang berkelompok tersebut mulai membutuhkan seseorang yang mempunyai kelebihan dengan harapan orang tersebut dapat menuntun anggota kelompok untuk memecahkan masalahnya, maka dalam kelompok itu timbullah kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimipinan dapat di artikan sebagai kemampuan seseorang utnutk mempengaruhi perilaku orang lain, sedangkan pemimpin adalah orang yang diakui dan di terima oleh orang lain atau oleh kelompok sebagai pribadi yang mempunyai kemampuan tersebut. Secara singakat dapat dikatakan kepemimipnan menunjukan kemampuan atau kepribadian seseorang, sedangkan pemimpin menujukan figur seseorang yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain atau anggotanya.

Warren bennis (1989 : xviii) menyatakan bahwa sampai tingkat tertentu, kepemimpinan bagaikan kecantikan sulit didefinisikan tetapi itu dapat anda ketahui bila anda melihatnya. Pendapat warren bennis di atas dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa jika seseorang yang mengaku dirinya sebagai seorang pemimipin dikarenakan ia mempunyai wewenang yang sah, padahal kepribadiannya sebagai pemimpin tidak diakui dan diterima oleh orang lain, maka sama halnya dengan seseorangyang mengaku  dirinya cantik, walaupun orang lain menganggap ia tidak cantik kesimpulanya bahwa seseorang sulit mengaku dirinya memiliki kepemimpinan, atau mengaku sebagai pemimpin karena kepemimpinan yang ia miliki hanya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang lain, orang lain yang menerima ia dan mengakuinya sebagai seorang pemimipin. Sebaliknya seseorang sangat mudah mengaku dirinya sebagai pimpinan, oleh karena ada dasar  hukum yang dapat ditunjukkan kepada orang lain dan dapat menampilkan kewenangan yang ia miliki.

1.    DEFINISI KEPEMIMPINAN

Masing – masing pakar dan peneliti memberikan arti atau definisi tentang kepemimpinan itu bermacam – macam, walaupun masing – masing tidak berbeda secara prinsip. Demikian pula mengenai ciri – ciri dan syarat – syarat untuk menjadi pemimpin, masing – masing pakar juga mengemukakan ciri – ciri dan syarat – syarat pemimipin yang berbeda – beda. Salah satu diantaranya adalah ord way tead ( LAN 1985 : 22 ) memberi arti kepemimipinan sebagai “ kemampuan untuk mempengaruhi orang – orang untuk bekerja sama kearah berbagai tujuan yang sama – sama mereka inginkan “ .

Agak mirip dengan perumusan ord way tead diatas, georg R terry, ( terjemahan Winardi 1977 : 343) memberikan perumusan bahwa kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni pemimpin mempengaruhi pihak lain untuk bekerja sama secara sukarela dalam usaha mengerjakan tugas – tugasyang berhubungan untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin tersebut. Sedangkan Robert tannenbaum dan fred massarik ( LAN , 1985 : 22) mengatakan bahwa kepemimpinan selalu bersangkutan dengan usaha – usaha pada pihak seorang yang mempengaruhi ( influencer) untuk mempengaruhi seorang pengikut yang dipengaruhi ( influencee ) atau pengikut – pengikut dalam suatu situasi para pakar dalam memberikan pengertian kepemimpinan semuanya menitik beratkan pada prihal kemampuan seseorang mempengaruhi orang lain atau orang – orang lain. Lebih tegas lagi pernyataan PFIFFINER dan SHERWOOD (LAN 1985 :23 )  bahwa “ seorang yang tidak mempunyai pengaruh mungkin menjadi seorang kepala suatu organisasi ia menjadi seorang pemimpin apabilah ia dapat mempunyai pengaruh “.

Berbicara tentang kepemimpinan dan pemimpin lebih banyak menyoroti tentang kemampauan dan kepribadian seseorang dari pada menyoroti wewenang dan kedudukan seseorang. Oleh karena membicvarakan tentang kepemimpinan tidak selalu terkain dengan kedudukan. Bisa terjadi seorang yang tidak menduduki jabatan apapapun, tetapai mempunyai kemampuan m empengaruhi prilaku suatu kelompok. Sebaliknya tidak jarang tejadi seorang yang menduduki jabatan pimpinan tetapi tidak mampu mempengaruhi perilaku anak buahnya, ia hanya mengandalkan kewenanganya dalam menggerakan anak buahnya. Pada hakikatnya bicara tentang kepemimpinan lebih cenderung untuk mengatakan ciri kepribadian seseorang, hal ini sesuai dengan kenyataan millet ( LAN 1985 : 23) yang mengatakan bahwa “ kualifikasi kepribadian dalam kepemimpinan merupakan faktor yang sangat vital”.

Kepribadian dan kemampuan ini justru yang membedakan antara pemimpin dengan orang atau orang – orang yang dipimpin. Sekelompok manusia yang ingin mencapai suatu tujuan tertentu atau menghadapi suatu masalah, akan membutuhkan seorang yang kemampuan dan kepribadianya melebihi yang lain, sehingga ia dapat mempengaruhi anggota kelompok itu bagaimana mereka dapat mencapai tujuan atau dapat memecahkan masalahnya. Demikian halnya apabilah dalam suatu kelompok terjadi suatu konflik, mereka tidak akan menyelesainkan konflik itu selama diantara mereka tidak ada seorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan – kelebihan baik dalam hal kemapuan ataupun kepribadian.

Jadi kepemimpinan diperlukan dalam segala penataa kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan. Dari uraian – uraian yang dapat di sebutkan diatas dapat dirumuskan secara sederhana bahwa kepemimpinan adalah “ kemampuan seseorang untuk mempengaruhi perilaku atau orang – orang lain, sehingga orang atau orang lain tersebut mau mengikuti kehendaknya dengan sadar, rela dan sepenuh hati “.

Tentang efektivitas kepemimpinan warren dennis ( 1989), menyatakan bahwa menjadi pemimpin efektif didasarkan atas asumsi bahwa para pemimpin adalah orang – orang yang mampu mengekspresikan diri sepenuhnya maksudnya dengan mengekspresikan diri itu mereka mengetahui siapa mereka itu, apa kekuatan dan kelemahan mereka, dan bagaimana cara memanfaatkan sepenuhnya kekuatan mereka dan bagaimana cara memanfaatkan sepenuhnya kekuatan mereka dan mengimbangi kekuatan mereka jadi kunci untuk ekspresi diri ialah pengertian tentang diri sendiri dan dunia, dan kunci untuk keberhasilan ialah belajar dari kehidupan dan pengalaman pribadi.

B.     TEORI KEPEMIMPINAN

Berikut ini ada beberapa teori dalam mendukung tentang kepemimpinan dan penulis sementara membatasinya dengan satu teori sifat saja walaupun masih banyak teori dalam mendukung kepemimpinan.
1.      Teori sifat
Kondisi fisik seseorang juga menentukan efektivitas kepemimpinan. Penelitian waktu itu mememang lebih memusatkan perhatianya pada figur pemimpin, seperti yang di kemukaka oleh gibson (1982). Penelitian juga di tujukan untuk mengidentifikasi ciri – ciri tertentu dari seorangpemimpin seperti kecerdasan, kestabilan emosi dan lain –lain yang bersifat baik.

Didasari oleh pendapat bahwa seorang dapat menjadi pemimpin tidak semata – mata karena bawaan dari lahir tetapi ada faktor – faktor lain yang membuat ia di terima pengaruhnya oleh kelompok maka penelitian ditujukan untuk mempelajari sifat – sifat umum yang di punyai oleh seorang pemimpin . miftah thoha (1994) menyatakan bahwa penelitian pada saat itu bepusat pada sifat – sifat seperti fisik, mental dan kepribadian tetapi hasinya tidak memuaskan. Diantara sifat – sifat yang diteliti yang paling banyak ditemukan oleh para peneliti adalah kecerdasan.

Pendapat chris argyris yang di kemukankan oleh gibson (1982) menyatakan bahwa kewaspadaan, ketulusan, percaya diri dan lain – lain berpengaruh terhadap kepemimpinan yang demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang efektif berbeda dengan kekuasaan atau kewenangan yang sah yang sangat tergantung pada tingkat jabatan seseorang dalam organisasi.

Kondisi fisik termasuk pula menjadi perhatian para peneliti, bahkan ada yang mengaitkan postur badan dengan kepemimpinan yang efektif tetapi gibson mengemukakan bahwa mengaitkan tubuh yang besar dengan kepemimpinan menunjukan bahwa kepemimpinan dikaitkan dengan kekuasaan memaksa ditakuti karena organisasi memerlukan pemimpinan yang bertubuh besar supaya ditakuti anak buah. 

Untuk memperkut pendapat ini, sebagai contoh napoleon, mahatmagandhi, dan henry truman, dunia mengakui mereka sebagai pemimpin walaupun postur tubuh mereka kecil. Miftah thoha (1994) mengemukakan hasih penemuan keith davis yang merumuskan empat sifat umum yang mempeunyai pengaruh terhadap kemimpinan yang efektif. Keempat sifat tersebut adalah kecardasan, kedewasaan, motivasi diri dan hubungan antar manusia terhadap penemuan keith davis tersebut penulis  berpendapat bahwa penemuan tersebut lebih relevan dalam hubunganya dengan kepemimpinannya yang efektif, di bandingkan dengan penemuan–penemuan yang lain seperti postur tubuh, ketulusan dan laian – lain sifat seperti telah dikemukakan sebelumnya.

Pertama tentang kecerdasan, pemimpin memang dituntut mempunyai kecerdasan adapun sampai berapa tingginya kecerdasan itu relatif, tergantung pada kebutuhan kelompok atau organisasi yang dipimpinnya dengan tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dari pada anak buah atau pengikut ia akan lebih cepat dalam mengambil keputusan dan lebih tepat persepsinya terhadap masalah yang di hadapi kalau ia mempuanyai kecerdasdan yang tinggi walaupun tidak menguasai secara teknis ia mampu menilai masalah yang dihadapi dan dapat menggunakan logikanya untuk mencari pemecahan yang logik. Sebaliknya apabila pemimpin tingkat kecerdasanya lebih rendah dari pada tingkat kecerdasan rata – rata anak buah, maka akan berakibat kehilangan wibawa terhadap anak buah.

Kedua tentang kedewasaan pemimpin yang tidak stabil emosinya akan sangat berpengaruh terhadap efektifitas kepemimpinanya. Pemimpin dituntut mempunyai ketegaran emosi dan dapat tetap tenang dan tidak kehilangan akal apabilah menghadapi situasi yang kritis. Pemimpin harus dapat menjadi pelindung dan menjadi panutan bagi anggota kelompoknya apabilah ia mudah bergejolak emosinya maka akan meresakan anggota kelompok. Sikap tidak dewasa pemimpin dapat tercermin dalam berbagai macam sikap seperti mudah marah, mudah putus asa, mudah tersinggung perasaanya bahkan yang paling tidak di harapkan adalah apabilah pemimpin mudah frustasi dalam mengahadpi tekanan - tekanan.

Ketiga tentang motifasi diri, seorang pemimpin di tuntut mempunyai motivasi diri artinya ia harus lebih bersemangat lebih mempunyai keterikatan pada tugas dan pada organisasi yang ia pimpin pemimpin harus memberi teladan kepada anggota kelompoknya, apabila ia sendiri tidak mempunyai motivasi diri bagaimana ia berhasil menggerakan anggotanya.

Keempat tentang hubungan antar manusia, pemimpin selalu diharapkan dapat memberi kepuasan kepada anggota kelompoknya agar terjadi hubungan baik diantara pemimpin dan anggota kelompoknya demikian pula pemimpin yang memahami kebutuhan dan potnsi anggota kelompoknya akan mampu mengadakan pendekatan yang tepat yang pada giliranya akan di akui kepemimpinannya.

Jadilah seorang pemimpin yang diakui oleh dunia dan dikenang sepanjang zaman karena kebaikannya bukan karena kejahatannya*(aliudin)  






Rabu, 04 Maret 2015

Polri Yang Semakin Eksis Dalam dan Luar Negeri


Tidak lama setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-gun, sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Secara resmi kepolisian menjadi kepolisian Indonesia yang merdeka.

Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.Sebelumnya pada tanggal 19 Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 29 September 1945 Presiden Soekarno  lantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Pada awalnya kepolisian berada dalam lingkungan Kementerian Dalam dengan nama Djawatan Kepolisian Negara yang hanya bertanggung jawab masalah administrasi, sedangkan masalah operasional bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Kemudian mulai tanggal  Juli 1946 dengan Penetapan Pemerintah tahun 1946 No. 11/S.D. Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal 1 Juli inilah yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Sebagai bangsa dan negara yang berjuang mempertahankan kemerdekaan maka Polri di samping bertugas sebagai penegak hukum juga ikut bertempur di seluruh wilayah RI. Polri menyatakan dirinya “combatant” yang tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Polisi Istimewa diganti menjadi Mobile Brigade, sebagai kesatuan khusus untuk perjuangan bersenjata, seperti dikenal dalam pertempuran 10 November di Surabaya, di front Sumatera Utara, Sumatera Barat, penumpasan pemberontakan PKI di Madiun, dan lain-lain.

Pada masa kabinet presidential, pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap Pemerintah No. 1/1948 yang menetapkan bahwa Polri dipimpin langsung oleh presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai perdana menteri/wakil perdana menteri.

Pada masa revolusi fisik, Kapolri Jenderal Polisi R.S. Soekanto telah mulai menata organisasi kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diketuai Mr. Sjafrudin Prawiranegara berkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian dipimpin KBP Umar Said (tanggal 22 Desember 1948). Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, Polri bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun antarabangsa, sebagaimana yang ditempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di  Nambia dan Sudan (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).

Hal ini membuktikan kepada dunia untuk mengakui keberhasilan Polri sebagai suatu raihan yang luar biasa, oleh karena itu terbersit juga secara konkrit keyakinan mereka itu akan diwujudkan dengan keinginan mereka dengan kesediaan bekerja sama dan lebih membantu Polri dalam peningkatan kinerjanya*(M.Aliudin)

PHL Pertamanan Kota Palembang Ditabrak Avanza


Naas, mungkin itu yang bisa kita katakan kepada seorang wanita yang bernama Mustika Dewi, 29 tahun yang merupakan Pegawai Harian Lepas (PHL) Dinas Pertamanan dan Penerangan dan lampu Jalan Kota Palembang.
Mustika ditabrak oleh sebuah mobil Toyota Avanza Jenis Veloz berwarna putih BG 1611 AO yang saat itu dikemudikan oleh M Amin tinggal di jalan Patin Perumahan Pusri Palembang. M.Amin adalah seorang guru dari SMA Negeri 1 Palembang 
Kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi di Jalan Basuki Rahmat Palembang pada hari Rabu 4 Maret 2015 jam 10.30 WIb.
Akibat dari kejadian kecelakaan itu Mustika yang bekerja sebagai PHL Dinas Pertamanan dan Penerangan dan Lampu Jalan kota Palembang meninggal dunia ditempat kejadian karena terjepit diantara bodi mobil dan tiang listrik dilokasi kejadian.
Setelah kejadian M.Amin saat diamankan di pos kecelakaan lalu lintas Pakjo Palembang mengatakan bahwa dia ketika kejadian baru saja selesai mengantarkan paket untuk soal ujian di SMP 34 Sekojo. Tidak mengetahui bagaimana kejadiannya, karena panik.

Oleh karena itu sebagai pengendara baik roda 2 maupun roda 4 harap berhati-hati dijalan raya dan patuhilah peraturan perundang-undangan yang berlaku agar terhindar dari musibah dan kecelakaan. Mari bersama menuju Indonesia Tertib. BERSATU, KESELAMATAN NO.1*(aliudin)